Ini adalah kisah inspiratif
Islami yang terjadi pada zaman tabi'in. Kisahnya adalah tentang seorang pemuda
yang tinggal di kota Makkah. Pemuda ini dikenal oleh masyarakat dan sangat rajin
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah swt. dan kita biasa menyebutnya sebagai ahli
ibadah.
Kisah Inspiratifnya seperti berikut ini.
Pemuda nan shalih ini suatu waktu
melaksanakan shalat dzuhur di Masjidil Haram, ketika selesai melaksanakan
Shalat Jamaahnya itu, dia kemudian keluar dari Masjidil Haram. Ketika langkah
kakinya keluar dari Masjid, dia melihat di halaman masjid sebuah kantong kain
berwarna biru. Dia perhatikan, diambilnya kantong warna biru itu, kemudian di
bukanya.
Setengah kaget pemuda shalih itu
melihat isi kantong itu, ternyata didalamnya ada batu zamrud berwarna hijau nan
indah selain barang-barang lain yang jelas berharga. Dengan berdiri diatas
pelataran halaman masjidil haram, pemuda ini lalu berteriak kepada khalayak dan
mengumumkannya,
“Wahai penduduk Makkah, saya
menemukan kantong warna biru ini, siapakah pemiliknya” kata pemuda itu sambil
memperlihatkan kantong biru temuannya.
Tidak ada satu orang pun yang
menjawab seruannya, padahal di halaman masjid saat itu banyak sekali orang. Di
halaman itu juga terlihat beberapa pedagang yang sedang menjajakan dagangannya.
Bisa kita bayangkan, betapa keimanan orang-orang pada zaman itu sungguh luar
biasa, ada barang temuan, tidak ada seorang pun yang mengaku.
Pemuda itu sekali lagi berteriak,
"Wahai penduduk Makkah, siapakah gerangan pemilik
kantong biru ini?" diperhatikannya sekitar tempat itu, dan Lagi-lagi tidak
ada yang menjawab seruannya.
Tiga kali dia coba umumkan
temuannya itu, bahkan sampai sepuluh kali, akan tetapi tidak ada seorang pun yang
datang mengaku sebagai pemilik kantong berwarna biru tersebut.
Akhirnya dia berseru kepada segenap
penduduk Makkah yang berada di sekitar itu,
"Kalian tahu di mana letak rumah
saya, kalau ada orang yang bertanya tentang kantong biru yang hilang, sudah
saya temukan maka segera tunjukkan rumah saya."
Waktu dhuhur berlalu dengan
segera memasuki waktu ashar. Menjelang waktu ashar berkumandang. Tiba-tiba ada
satu orang tua datang kemudian naik di batu, di pelataran yang sama dengan pemuda
tadi mengumumkan temuan kantong berisi batu zamrud itu.
Kemudian kakek tua itu berteriak,
"Wahai penduduk Mekah, adakah yang menemukan sebuah kantong berwarna biru yang
tergeletak di halaman masjid, itu adalah kantong saya. Kalau ada sekalian
penduduk Makkah yang menemukannya, akan saya kasih hadiah 500 dirham."
Dengan Imbalan hadiah yang cukup
besar. Kakek itu berusaha mengiklankan tawarannya sampai tiga kali, baru
kemudian ada yang datang seorang pedagang menghampiri sang kakek dan mengatakan,
"Tadi sehabis sholat dzhuhur ada seorang pemuda penduduk Makkah mengaku
menemukan kantong berwarna biru, rumahnya ada di sana, silakan anda ke
sana." Jelas pedagang sambil menunjukkan letak rumah sang pemuda penemu
kantong tadi.
Maka, Pergilah kakek tua itu ke rumah
sang pemuda. Ketika tiba di sana, dengan mengucapkan salam diketuk pintu rumah pemuda
itu, kemudian bersalamanlah kakek tua itu dengan anak muda itu, lalu bertanya,
"Apakah kau temukan kantong
saya yang sebelumnya tergeletak di halaman masjidil haram?"
Anak muda shalih itu mengatakan,
"Iya betul, bisakah kakek sebutkan ciri-ciri kantong tersebut?" Kakek
itu kemudian menerangkan ciri-ciri kantong itu, detail beserta isinya, termasuk
ada batu zamrud, warnanya dan barang berharga lainnya.
Anak muda itu mendengar
penjelasan kakek tua menjadi yakin bahwa kakek itu adalah pemilik kantong itu,
karena jawaban sang kakek sama dengan isi kantong biru yang ditemukannya. Lalu
diberikannya lah kantong berwarna biru tersebut kepada kakek ini.
Karena Kakek tua ini sudah
mengumumkan dan akan memberikan hadiah bagi penemu kantongnya, maka kakek ini
berfikir kalau anak muda ini tahu hadiah yang akan dia berikan, kemudian dia
mengeluarkan uang 500 dirham dan memberikannya kepada sang pemuda.
Anak muda ini berkata, "Mohon maaf, kakek apa
ini?"
Kakek tua menjawab, "Ini adalah hadiah, karena kamu
sudah menemukan kantong saya."
Pemuda itu berkata melanjutkan , "Tidak kek, saya niat mengembalikan
kantong ini karena Allah swt, tidak ada yang lain."
Kakek tua dengan setengah memaksa melanjutkan, "sudah
kau ambil saja, karena itu janji saya kepada penemu kantong."
Pemuda ini bersikerah, "Tidak, saya tidak bisa menerimanya
dan saya tidak memiliki urusan dengan uang ini."
Sekian lama kakek itu memaksa
agar pemuda itu mau menerima imbalannya, akan tetapi sang pemuda bersikusu
tidak mau menerimanya. Hingga kakek ini mengalah, dalam kepasrahannya kakek ini
menyimpan merasa kagum dengan keimanan anak muda ini, imannya sungguh luar
biasa.
Tidak bersedia menerima balasan
sejumlah uang yang telah dia berikan itu. Akhirnya kakek itu tidak memaksa
lagi, urusannya dianggap sudah selesai, sang kakek pamit undur diri, keluar
dari rumah pemuda ini.
Singkat cerita inspiratif islami
ini, kurang lebih tiga bulan setelah kejadian itu, anak muda ini merasa kan sedikit
sempit dalam ekonominya, dan ia berkeinginan keluar dari kota Makkah untuk
mencari bekerja. Berjalanlah ia menuju Jeddah, di sana ada pelabuhan, tujuannya
jelas, pemuda ini berkeinginan merantau cari rezeki.
Di tengah lautan luas, cerita
tidak mengenakkan terjadi. Kapal yang ditumpangi pemuda itu dihantam ombak yang
besar sampai hancur. Dan pemuda shalih ini berhasil selamat dengan berpegangan
pada sebuah papan pecahan kapalnya.
Ketika dia terbangun, disadarinya
terdampar di sebuah pulau menjelang shubuh. Dan dilihatnya sebuah masjid di
sekitar pantai dia terdampar. Masjid yang dimasukinya ini terlihat dan terasa
kurang dirawat dan tidak pernah digunakan.
Dalam keadaan tubuhnya yang capek
dan lemas, dia memaksakan diri untuk membersihkan masjid itu. Setelah itu
kemudia dia mengumandangkan adzan.
Pas pemuda ini adzan, masih dengan lekatan baju yang basah menempel
di badan. Mendengar alunan adzan, masyarakat sekitar masjid datang.
Lalu pemuda ini ditanya,
"Anda ini siapa?"
"Saya musafir, kapal saya dihantam
ombak keras dan saya terdampar di pantai ini."jawab pemuda
Maka, masyarakat sekitar kemudian
memberikannya baju sebagai ganti, setelahnya di mintalah dia menjadi imam
sholat Shubuh itu, setelah beberapa waktu tidak pernah ada yang menjadi imam di
masjid itu. Ketika dia menjadi imam sholat, terdengar suaranya yang merdu dan
menyentuh melantunkan ayat-ayah Al-Qur’an.
Masyarakat di pulau itu tentu merasa
cocok dengan pemuda ini, selain memberinya tempat persinggahan dari musibah
kapal tenggelamnya. Masyarakat desa dengan segenap permohonan yang tulus, mereka
meminta pemdua ini agar tinggal di pulau itu dan menjadi imam masjid
mereka. Mereka berharap, karena tidak
ada pengganti imam yang telah meninggal sebelumnya.
Tidak terasa tiga bulan sudah
pemuda itu tinggal di situ, masyarakat desa itu berkata kepada pemuda shalih
ini,
"Wahai anak muda, sebagai
ungkapan syukur kami, dan agar menambatkan hati mu tetap di desa ini, maukah kau
kami nikahkan dengan anak gadis terbaik desa ini?"
Lalu di panggillah anak gadis di
kampung itu yang menurut mereka paling baik, datang dengan mengenakan pakain
tertutup sempurna, dan bercadar, tentu gadis yang akan dinikahkan tersebut
sudah mendapatkan persetujuan walinya untuk menikah.
Begitu datang di masjid, pemuda
itu duduk di mihrab, sementara gadis calon istrinya ini duduk di hadapannya agar
dapat dilihat wajahnya.
Dengan terkaget pemuda ini sedikit
tidak percaya melihat perempuan itu, karena hiasan yang dikenakannya, yaitu di
luar pakaiannya mengalung di lehernya sebuah kalung yang ada batu zamrudnya.
Dan pemuda ini merasa yakin, apa yang dia lihat terhadap batu itu, persis
seperti batu yang ia temukan di Makkan enam bulan sebelumnya. Maka sedikit
mengabaikan, pemuda ini melihat terus ke arah batu zamrud yang dikenakan gadis itu.
"Wahai anak muda kau tidak sopan terhadap perempuan
ini. Kami datangkan dia untuk kau lihat wajahnya, bukan permatanya."
"Saya memiliki kisah
dengan batu permata yang dikenakan itu." Pemuda ini menjelaskan
Dia kemudian mulai menceritakan kejadiannya perihal penemuan
kantong biru dan pertemuannya dengan kakek tua itu,
"Di Makkah saya bertemu seorang kakek pemilik batu
ini...."
Begitu dia bilang seorang kakek, tiba-tiba masyarakat yang
berada di masjid memekikkan takbir,
"Allahu Akbar!"
"Kenapa kalian bertakbir?" pemuda ini terkaget
dengan takbir yang tiba-tiba terdengar.
Mereka menjawab, "Apa kamu tahu siapa kakek yang bertemu
denganmu? Yang kemudian kamu tidak bersedia menerima imabalan hadiah dirhamnya
dan kau kembalikan kantong berisi batu zamrudnya?."
Pemuda itu menjawab, "Saya benar-benar tidak tahu."
Lalu mereka menambahkan,
"Kakek itu adalah ayah dari gadis
dihadapanmu ini. Dan beliau adalah pemimpin kami di pulau ini. Dialah imam
masjid kami yang sudah meninggal. Dan sewaktu dia pulang dari Makkah 6 bulan
lalu, menceritakan kebaikan seorang pemuda yang tidak mau bersedia menerima imbalannya.
Dan tahukah kamu, sebelum meninggal dia sempat berdoa, Ya Allah jadikanlah anak
muda di Makkah itu jodoh anak saya."
Masya Allah...
Simak Video Berikut terkait Kisah Inspiratif Islami Pemuda dan Batu Zamrud
Hikmah dari kisah inspiratif
islami ini, berawal dari sebuah kantong biru berisi batu zamrud nan indah, yang
sebelumnya ia kembalikan kepada pemiliknya karena Allah swt. Kemudian Allah
jadikan batu menjadi milik pemuda itu dengan cara-Nya. Bahkan tidak cukup
sampai disitu, Allah swt. menambahkan kepada keberkahan dengan dia
mempersunting anak gadis pemilik batu zamrud itu.