Kisah inspiratif kali ini adalah
sebuah kisah hikmah dari buah semangka.
Pada suatu hari Syeikh al-Imam Syaqiq
al-Balkhi membeli Buah Semangka untuk istrinya. Saat disantapnya, ternyata buah
Semangka yang besar dan berwarna merah berair tersebut terasa hambar.
Dan sang isteri pun marah.
|
Sumber Gambar : https://pixabay.com |
Syeikh al-Imam Syaqiq menanggapi dengan tenang amarah
istrinya itu, setelah selesai di dengarkan amarahnya, beliau bertanya dengan
halus:
"Kepada siapakah kau marah wahai istriku?
Kepada pedagang buahnya kah?
atau kepada pembelinya?
atau kepada petani yang menanamnya?
ataukah kepada yang Menciptakan Buah Semangka itu?"
Tanya Syeikh al-Imam Syaqiq
Istri beliau menunduk dan terdiam.
Sembari tersenyum., Syeikh Syaqiq melanjutkan perkataannya:
"Seorang pedagang tidak menjual sesuatu kecuali yang
terbaik, Seorang pembeli pun pasti berusaha membeli sesuatu yang terbaik pula untuk diri dan keluarganya.”
“Begitu pula seorang petani, tentu saja ia akan merawat
tanamannya agar bisa menghasilkan yang terbaik.”
“Maka sasaran kemarahanmu berikutnya yang tersisa, tidak
lain hanya kepada yang Menciptakan Semangka itu."
Pertanyaan Syeikh al-Imam Syaqiq menembus ke dalam hati
sanubari istrinya. Terlihat butiran air mata menetes perlahan di kedua pelupuk
matanya.
Syeikh al-Imam Syaqiq al-Balkhi pun melanjutkan perkataannya:
"Bertaqwalah wahai istriku,
dengan sebenar-benar Taqwa. Terimalah apa yang sudah menjadi
Ketetapan-Nya." Agar Allah swt memberikan keberkahan kepada kita”
"Mendengar nasehat suaminya itu, Sang istri pun tersadar, menunduk dan menangis
mengakui kesalahannya dan ridha' dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa
Ta'ala tetapkan."
pelajaran terpenting dari kisah inspiratif ini untuk kita
adalah bahwa setiap keluhan yang terucap sama saja kita tidak ridha dengan
ketetapan Allah SWT, sehingga barokah Allah bisa jadi akan menjauh dari kita.
Karena Berkah bukanlah soal serba cukup dan mencukupi saja,
akan tetapi berkah juga meliputi tentang bertambahnya kadar ketaatan kita
kepada Allah swt dengan segala keadaan yang ada, baik yang kita sukai atau tidak
kita sukai.
Barokah itu tentang bertambahnya ketaatanmu kepada Allah
Makanan yang penuh barokah itu
bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan yang selain mengenyangkan
dan memberi kesehatan bagi yang memakin, juga mampu membuat yang memakannya menjadi
lebih taat setelah memakannya.
Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu
justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub, sakitnya menjadikannya bertambah taat
kepada Allah
Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek
tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.
Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya
indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah al Mukarraham punya keutamaan di
hadapan Allah swt, tiada banding, tiada banding.
Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan
kakinya, akan tetapi yang barokah ialah ilmu yang mampu menjadikan seorang
meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama
Allah.
Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar dan berlimpah,
tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rejeki bagi yang lainnya dan semakin
banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut. Dan di bersihkan dg
zakat atas rizkinya itu
Anak-anak yang barokah bukanlah
saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai
pekerjaan dan jabatan hebat, tetapi anak yang barokah ialah yang senantiasa
taat kepada Rabb-Nya dan kelak mereka menjadi lebih shalih dari kita dan tak
henti-hentinya mendo'akan kebaikan untuk kedua Orangtuanya. Dan menjadi penyelamat d akhirat
Demikian salah satu kisah inspiratif tentang buah semangka
ini. Semoga, kita senantiasa dianugerahi kekuatan untuk senantiasa bersyukur
kepada Allah swt, dalam keadaan apapun. Agar keberkahanNya selalu tercurah
kepada kita semua.
baca juga kisah inspiratif burung elang yang menakjubkan.