Seberapa sering kita merasakan
pekerjaan yang kita lakukan tidak maksimal? Terlalu lelah bekerja, menforsih
tenaga dan pikiran untuk mencapai target yang kita rencanakan? Kisah inspiratif
yang akan kami bagikan sedikit banyak akan memberikan makna baru kepada
teman-teman pembaca sekalian
Kisah inspiratif ini kita mulai,
di suatu senja yang temaram, langit terlihat kelabu kusam diatas sana, tampak baginda
Raja beserta satu kalifah pembesar-pembesar kerajaan melangkah pelan di
jalanan, mereka baru perjalanan pulang menuju kerajaan setelah berburu di hutan
rimba.
Hari itu bukan hari yang baik
buat acara berburu bagi raja dan rombongannya. Hati mereka sangat kacau, karena
tidak berhasil mendapatkan satu hewan buruan untuk dibawa pulang ke kerajaan. Seakan-akan
anak panah yang telah mereka lepaskan dan busur yang melentur tidak berkompromi
dengan baik seperti biasanya.
Ketika sampai di pinggiran hutan,
raja memerintahkan rombongan untuk berhenti sejak, mereka memutuskan rehat
terlebih dahulu di rumah sederhana yang dijumpainya. Kebetulan rumah itu
ditinggali oleh seorang pemburu yang sangat masyhur disebabkan kepiawaiannya
dalam memanah. Dengan bersuka cita, si pemburu terburu-buru menyambut kedatangan
mendadak sang raja beserta kafilahnya.
Setelah berbincang ngalor ngidul
dan berbasa-basi, percakapan dalam kisah inspiratif ini dimulai ketika si
pemburu bertanya penuh tahu kepada Raja,
"Maaf paduka Raja, sepertinya
baginda sedang tidak enah hati dan marah. Apakah acara berburu hari ini tidak menyenangkan
hati paduka raja?"
Sang raja diam dan beranjak, Bukannya
menjawab pertanyaan, sang raja berjalan menghampiri sebuah busur panah tanpa
tali yang sengaja tergeletak di sudut ruangan rumah pemburu itu.
"Pemburu,
mengapa tali busur ini tidak kau pasangkan? Apakah engkau berhenti untuk
memanah?" tanya sang raja dengan nada heran dan penuh ingin tahu.
Pemburu itu menatap sekilas, kemudian menjawab pertanyaan
raja,
"Bukan, bukan seperti itu
maksudnya paduka raja, tali busur itu sengaja hamba lepas agar busur itu tidak tegang, agar busur itu sejenak dapat ‘istirahat'.
sehingga, suatu saat ketika tali busurnya hamba pasang kembali, busur itu akan
tetap lentur dan tetap fleksibel untuk melontarkan anak panah yang kita
pasangkan kepadanya. Karena berdasarkan pengalaman hamba memanah selama ini,
paduka raja, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan mampu
dipergunakan sekehendak kita ketika hendak memanah ".
"Waow, hebat sekali pengalaman
dan pengetahuanmu! Ternyata itu salah satu rahasia kepiawaianmu dalam memanahmu
selama ini ya," kata baginda geleng-geleng kepala, menyadari apa yang
telah salah dengan apa yang dilakukannya dengan busur panahnya selama ini.
"betul paduka raja, kami sekeluarga
secara turun temurun adalah keluarga pemburu. Dan pelajaran tentang tali busur
panah ini sudah ada semenjak dahulu. Untuk mengoptimalkan alat berburu,
kebiasaan yang menurut hamba sederhana itulah yang terus hamba lakukan. Mohon
maaf paduka, sebenarnya masih ada satu pelajaran lainnya yang tentu juga penting
dan biasa kami lakukan."
"Apa itu?" tanya baginda dengan penuh penasaran.
"Menjaga pikiran kita,
paduka raja. Karena bagaimanapun kehebatan busur dan anak panahnya, apabila
pikiran kita tidak tenang dan fokus, perasaan kita tidak dapat seirama dengan
tangan, anak panah dan busur tidak sehati dengan kita, akhirnya hasilnya juga
tidak akan optimal untuk mencapai sasaran buruan yang kita kehendaki".
Mendengar penjelasan ringan si
pemburu, terlihat wajah sang raja terkesima sebentar saja. Tiba-tiba tawa sang
raja memenuhi ruangan.
"Terima kasih wahai pemburu hebat. Terima kasih.
Hari ini rajamu mendapat pengalaman yang sangat penting dan berharga dari
seorang pemburu tangguh dan pintar sepertimu."
|
Kisah Inspiratif Tentang Busur Panah |
Setelah rehat sejenak dengan
cukup, raja beserta rombongan pun berpamitan untuk pulang ke kerajaan dengan
perasaan gembira. Dan kisah inspiratif yang diceritakan pemburu melahirkan
sebuah keyakinan baru, lain waktu ketika berburu, raja merasa yakin akan
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
Ibrah dari kisah inspiratif
diatas adalah, dalam menapaki kehidupan, Kita memerlukan skill, kecakapan, dan keahlian
untuk menjaga irama kerja dan mengetahui waktu yang tepat agar kita sejenak beristirahat,
sejenak bersantai dan muhasabah.
Tujuannya tentu agar konsentrasi
dan semangat kerja kita tetap terjaga. Tidak merasa bosan, dan tetap merasa fit
terhadap apa yang akan kita lalui dan hadapi. Yang tidak kalah penting adalah, fokus
terhadap apa tujuan kita hidup untuk beribadah, melalui bekerja yang optimal
bisa kita maksimalkan.